Me ?
Tak ada yang istimewa dari diriku
,seorang gadis dari keluarga miskin yang punya mimpi menjadi penulis tetapi tak
pernah memberikan kesempatan untuk bakatnya muncul pada permukaan . menggepak
dunia , mengukir sejarah besar . tidak, tidak pernah kessempatan itu mampir
pada dirinya , bahkan dari diri sendirinya tak pernah ia beri kesempatan itu ,
malang memang ….
Terkadang aku tak pernah mengerti ,
atau mungkin tak ingin mengerti dimana dan sebagai apa posisiku sekarang ini .
menyakitkan , rasanya seperti menelan getir-getir pahit dari ribuan racun ,
untuk mendongkrak tabir siapa sebenarnya diriku .
Jujur , aku rindu masa itu , masa
dimana aku memandang dunia dengan polos , bahkan sangat polos dengan hidup
hanya mempelajari bagaimana cara memainkan layang-layang , kelereng , engklek ,
dan permainan adat desa lainnya . tidak seperti
sekarang , mata polosku telah ubah menjadi nanar , ketika aku
dipekenalkan dengan nama kedewasaan . telah menyeretku untuk mengenal dunia
yang sesungguhnya . rasanya seperti keluar dari penjara , dimana aku yang
terbiasa memandang dinding-dinding putih pucat dengan atap yang rapuh , serta
jeruji pembatasan dipaksa untuk memandang dunia bebas yang luas hingga
pemandangan mata ini tak ada batas .
Sebuah kebebasan , cakrawala yang
menakutkan . yah, dunia ini , dunia ini sangat menakutkan untukku . dia
menarikku dengan kasar menyuruhku masuk dalam rezim totalitarisme . ke
totaliteran yang tersubordinir , lebih menakutkan dari apa yang semua orang
bayangkan , ketakutan ini tak pernah terbayang oleh seorang sekalipun , aku
terperangkap dalam duniaku sendiri
, meniti hidup diatas duri kenistaan
kaum-kaum dan borjuis , rasanya sangat menyakitkan tapi aku tetap berjalan ,
takdir ini mendorongku untuk melawan , dan menahanku dalam kematian .
Lagi-lagi aku tidak pernah mengerti
, apa yang telah direncanakan Tuhan , Ia membuat semua ini Nampak nyata dimataku
, sedangkan mengenai liberal telah merasuki otakku , hingga dengan berani
mempertanyakan eksistensinya .
“Benarkah Tuhan itu ada ? “ sebuah
kata yang seharusnya cukup untuk menarik anak gadis ini dengan petir , tapi
nyatanya saat aku memejamkan mata untuk memasuki masjid , berharap cepat
mendapat hukuman atas fikiran yang tak ma’ruf . dan nampaknya semua tetap
tenang , satu yang tak tenang …. Hatiku yang terus bergejolak , mencari Tuhan
untuk mempertanyakan tentang dunia ini , tentang diriku , dan tentang fikiranku
.
*ini kisah tentang sahabatku,