Assalamu'alaikum

Jumat, 24 Mei 2013

me ?

Me ?
            Tak ada yang istimewa dari diriku ,seorang gadis dari keluarga miskin yang punya mimpi menjadi penulis tetapi tak pernah memberikan kesempatan untuk bakatnya muncul pada permukaan . menggepak dunia , mengukir sejarah besar . tidak, tidak pernah kessempatan itu mampir pada dirinya , bahkan dari diri sendirinya tak pernah ia beri kesempatan itu , malang memang ….
            Terkadang aku tak pernah mengerti , atau mungkin tak ingin mengerti dimana dan sebagai apa posisiku sekarang ini . menyakitkan , rasanya seperti menelan getir-getir pahit dari ribuan racun , untuk mendongkrak tabir siapa sebenarnya diriku .
            Jujur , aku rindu masa itu , masa dimana aku memandang dunia dengan polos , bahkan sangat polos dengan hidup hanya mempelajari bagaimana cara memainkan layang-layang , kelereng , engklek , dan permainan adat desa lainnya . tidak seperti  sekarang , mata polosku telah ubah menjadi nanar , ketika aku dipekenalkan dengan nama kedewasaan . telah menyeretku untuk mengenal dunia yang sesungguhnya . rasanya seperti keluar dari penjara , dimana aku yang terbiasa memandang dinding-dinding putih pucat dengan atap yang rapuh , serta jeruji pembatasan dipaksa untuk memandang dunia bebas yang luas hingga pemandangan mata ini tak ada batas .
            Sebuah kebebasan , cakrawala yang menakutkan . yah, dunia ini , dunia ini sangat menakutkan untukku . dia menarikku dengan kasar menyuruhku masuk dalam rezim totalitarisme . ke totaliteran yang tersubordinir , lebih menakutkan dari apa yang semua orang bayangkan , ketakutan ini tak pernah terbayang oleh seorang sekalipun , aku terperangkap  dalam duniaku sendiri ,  meniti hidup diatas duri kenistaan kaum-kaum dan borjuis , rasanya sangat menyakitkan tapi aku tetap berjalan , takdir ini mendorongku untuk melawan , dan menahanku dalam kematian .
            Lagi-lagi aku tidak pernah mengerti , apa yang telah direncanakan Tuhan , Ia membuat semua ini Nampak nyata dimataku , sedangkan mengenai liberal telah merasuki otakku , hingga dengan berani mempertanyakan eksistensinya .
            “Benarkah Tuhan itu ada ? “ sebuah kata yang seharusnya cukup untuk menarik anak gadis ini dengan petir , tapi nyatanya saat aku memejamkan mata untuk memasuki masjid , berharap cepat mendapat hukuman atas fikiran yang tak ma’ruf . dan nampaknya semua tetap tenang , satu yang tak tenang …. Hatiku yang terus bergejolak , mencari Tuhan untuk mempertanyakan tentang dunia ini , tentang diriku , dan tentang fikiranku .

*ini kisah tentang sahabatku,